ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PASIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI
PADA TN.X DENGAN DIAGNOSA MEDIS ABSES SCROTUM
KASUS
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama
:
Tn. X
Usia :
28 Tahun
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
Agama
:
Islam
Pendidikan
:
SMA
Golongan
darah : B
Alamat :
Padang cermin, Kab. Pesawaran
b. Identitas
Penanggung jawab
Nama : Ny. A
Usia : 53 tahun
Jenis
kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Padang cermin kab. pesawaran
Hubungan
dengan klien : Ibu
2. KELUHAN
UTAMA
a. Keluhan
utama saat masuk rumah sakit
Klien
datang ke rumah sakit
tanggal 01/4/2019 dengan keluhan nyeri di daerah kelamin.
b. Keluhan
utama saat pengkajian
Pada saat dilakukan
pengkajian tanggal 02/04/2019 tetap mengeluh nyeri di daerah kelaminnya
3. DIAGNOSA
MEDIS
Post Operasi
debridement atas indikasi Abses scrotum
4. RIWAYAT
KESEHATAN
a. Riwayat
penyakit sekarang
Saat
dilakukan pengkajian tanggal 02/04/2019 pukul 12.30 WIB, Klien mengeluhkan penyakitnya,
klien mengatakan dirinya di bawa ke rumah sakit akibat adanya nyeri yang sangat
mengganggu. Klien juga mengatakan nyerinya di daerah kelamin, ketika nyerinya
datang dari perut hingga ke kaki mengalami keram dan terasa seperti
tertusuk-tusuk diarea kelamin dalam
sehari nyerinya hilang timbul dengan skala nyeri 5
dari (0-10), klien juga mengatakan nyerinya diakibatkan adanya luka terbuka pada area kelamin. Dengan adanya keluhan ini pasien juga mengatakan tidak
enak makan sejak operasi tgl.12 Maret 2019 hingga saat ini.
b. Riwayat
penyakit yang lalu
Klien
mengatakan dirinya pernah dirawat di RS dengan penyakit yang sama pada 12 Maret
2019 dan sudah pernah di lakukan tindakan operasi debridemen abses scrotum. Stelah diizinkan rawat jalan, Lukanya tak
kunjung membaik hingga masuk kembali ke RS.
Klien juga mengatakan dirinya tidak memiliki penyakit asma, kencing
manis (dm) dll dan ketika klien sakit klien berobat ke puskesmas dan rumah
sakit.
c. Riwayat
kesehatan Keluarga
Klien
mengatakan di dalam keluarga tidak
memiliki penyakit yang sama dengannya dan klen juga mengatakan di dalam
keluarganya tidak ada riwayat penyakit menular
5. PEMERIKSAAN
FISIK,
1. Keadaan umum
Kesadaran
klien composmentis,
GCS : 15, E4 Vs M6
Keadaan
klien tampak kotor dan cemas
2. Pemeriksaan
tanda-tanda vital
TD :
130/80 mmHg
N :
98x/menit
T :
36,6 o C
RR :
22 x/menit
TB :
160 cm, LILA = 24
cm
: 24/29,3x100%
: 81,9% = 82% (under weight)
BB :
42 kg ( sebelum sakit, 3 bln ysng lalu mengatakan 62 kg )
3. Pemeriksaan
wajah
a. Mata
:
simetris, kelopak mata/pelebra oedem (-), peradangan (-), luka (-), benjolan
(-), bulu mata tidak rontok (-), konjunghua unanemis, sclera unikterik, pupil isokor, warna kornea hitam.
b. Hidung : pembekakan
(-), polip (-), kotoran (+), perdarahan (-), simetris, tidak ada kelainan
bentuk tulang hidung, nyeri tekan (-)
c. Mulut : simetris, lesi (-), stomatis (-) ,
gigi palsu (-), perdarahan (-), bibir pecah-pecah (+), kotoran (-), caries (-),
abses (-)
d. Telinga : simetris, ukuran kecil, warna sesuai
dengan kulit yang lain, lesi (-), nyeri tekan
(-), peradangan (-), penumpukan serumen (+)
4. Pemeriksaan
kepala dan leher
a. Kepala : bentuk
kepala bulat, simetris, luka (-), nyeri tekan (-) , rambut bersih
b. Leher : bentuk leher simetris,
peradangan (-), jaringan parut (-), massa (-) pembesaran kelenjar limfe (-),
pembesaran kelenjar tiroid
(-), pembesaran vena jugularis (-), nyeri tekan (-)
5. Pemeriksaan
thoraks / dada
a. Pemeriksaan paru-paru
Bentuk thorak normal
chest tidak ada kelainan susunan ruas tulang belakang, Bentuk dada simetris,
kulit tampak kotor, retraksi intercosta (-), pernafasan cuping hidung
(-), sianosis (-),
nyeri tekan (-), tidak ada krepitasi, vocal fremitus sama antara kiri dan
kanan, sonor (+), suara nafas vasikuler,
tidak ada suara tambahan.
b. Pemeriksaan
jantung
ictus
cordis (-), nyeri tekan(-), suara jantung BJ 1 dan BJ 2, tidak ada bunyi
tambahan jantung, redup (+)
6. Pemeriksaan
abdomen
Bentuk abdomen datar ,
massa/benjolan (-), simetri, bayangan pembuluh darah vena (-) Bising usus 7x/menit, Nyeri tekan (-),
pembesaran (-), perabaan lunak,
permukaan halus, Abdomen
tympani
7. Pemeriksaan
genitalia dan rectal
a. Genetalia
Rambut pubis bersih,
lesi (-), kulit
sekrotum ada luka terbuka, membujur Panjang:
5-6 cm, bekas operasi debridement abses scrootum 1 bln yang
lalu, luka berwarna merah, bersih, nyeri tekan di scrotum (+)
8. Pemeriksaan
punggung dan tulang belakang
Tidak ada lesi, tidak
ada kelainan pada tulang belakang , nyeri tekan tidak ada.
9. Pemeriksaan
eksemitas
Simetris
(+), deformitas (-), fraktir
(-), oedem (-), lingkar lengan atas lebih
kurang 24 cm
Kekuatan otot :
5 5
5 5
10. Pemeriksaan
kulit / integument
a. Kulit :
lesi (-), jaringan parut (-), tampak kotor, tekstur kasar, turgor kurang baik, struktur keriput,
lemak sabutan tipis, nyeri tekan (-)
b. Rambut : penyebaran merata, rontok (-), bau (-),
warna hitam
c. Kuku : warna tampak kecoklatan, bentuk
datar, tampak kotor, tak ada nyeri tekan.
6.
PEMERIKSAAN
PERSISTEM KEBUTUHAN
1. Pola aktivitas sehari-hari
Pola pemenuhan kebutuhan
|
Di rumah
|
Di Rumah Sakit
|
Nutrisi dan
cairan
|
Klien mengatakan jika dirumah atau sebelum sakit dirinya
makan dalam sehari bisa 3-4 kali dan selalu dihabiskan begitupun dengan minum
Klien mengatakan dirinya tidak ada pantangan makanan
dan minuman serta tidak ada kesulitan menelan
Klien mangatakan BB sebelum sakit 60 kg
|
Klien mengatakan
selama dirinya sakit dan dirawat dirumah sakit tak ada nafsu makan
dikarenakan makanan di rumah sakit tak ada rasa menurut klien, tetapi tiap porsi yang disajikan RS habis 4-5 sendok, pasien
juga tak makan makanan dari luar. Klien juga mengatakan kalau minum dalam
sehari 5-6 gelas (lebih kurang 1250-1500 cc) Saat ini klien terapasang infus (
3 fls dalam 24 jam ).
IMT=BB/(TB2)m
= 42/(1,6)2
=42/2,56
=16,40 ( kurus ).
Pasien mengatakan tak banyak tahu tentang gizi/nutrisi
bagi tubuh.
|
Eliminasi
|
BAK, klien mengatakan jika dirumah atau sebelum
sakit dalam sehari BAK 4-5
kali, warna urine nya kuning dan tidak memiliki masalah ketika akan BAK.
BAB, klien mengatakan selama dirumah atau sebelum
sakit dalam sehari BAB 1-3 kali, Bau dan konsistennya pun khas kadang kadang
padat maupun lunak dan tidak memiliki gangguan ketika akan BAB.
|
BAK , klien mengatakan selama dirinya berada di
rumah sakit BAK 5-6
kali dalam sehari dan ketika akan BAK
klien merasakan nyeri di akibatkan
luka di area scrotum dan juga setelah selesai mengeluarkan
urine klien mengatakan
keluar cairan berwarna putih. Ketika akan BAK pun klien harus miring kiri
atau ke kanan, pengeluaran
lancar, dan bisa tuntas, tanpa kateter.
BAB, klien
mengatakan selama di rawat dirinya sudah 4 hari tidak BAB dan ketika akan BAB
pun harus di tempat tidur menggunakan alat untuk BAB.
|
Pola Istirahat
Tidur
|
Klien mengatakan. Selama dirumah / sebelum sakit
tidurnya hanya pada malam hari (lebih kurang 9 jam) dari pagi dan siang hari
digunakan untuk bekerja, dan juga tidak ada kesulitan dalam istirahat tidur.
|
Klien mengatakan, selama dirawat di rumah sakit klien mengalami
kesulitan dalam istirahat tidur. Pada malam hari klien tak bisa tidur kalaupun tidur hanya 4-5 jam saja dan tidak
puas dengan tidur nya dikarenakan ada nyeri di kelaminnya, sedangkan pagi dan
siang hari klien tidak bisa tidur dikarenakan ruangan yang panas dan bising
|
Pola kebersihan
diri
|
Klien mengatakan selama dirumah / sebelum
sakit mandi 2x sehari menggosok gigi , mecuci rambut dan kuku keadaan
bersih
|
Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit
klien kesulitan dalam membersihkan diri . pada pagi hari klien mandi hanya di
bersihkan menggunakan
air hangat dengan cara di lap sore hari tidak mandi. Klien dibantu oleh keluarganya.
Klien juga mengatakan
dirinya sulit untuk
membersihkan kuku, kuku klien, tampak kotor dan panjang. Selama dirawat klien
mengatakan mengganti baju hanya, pada sore hari pada sore hari.
|
2. Riwayat
psikologi
a. Emosional
Klien mengatakan
sekarang dirinya merasa sedih diakibatkan penyakit yang dialaminya
Tingkah laku klien saat
ini tampak cemas
Klien juga mengatakan
dirinya bahagia jika keluarga dan teman-teman nya selalu menjenguknya dan menanyakan
kabarnya, saat ini klien tampak cemas dan sedih akibat penyakitnya dan menahan nyeri
b. Gaya
komunikasi
Klien tidak tampak
hati-hati dalam bicara
Pola komunikasinya
spontan
Klien juga tidak
menolak di ajak komunikasi
Komunikasi klien pun jelas
Tipe kepribadian
terbuka
c. Pola
pertahanan
Klien mengatakan jika
klien mempunyai masalah klien mengatasinya dengan cara mengobrol / curhat
kepada keluarga dan teman-temannya
d. Dampak
di rawat di RS
Klien mengatakan selama
di rawat di RS berat badan mengalami penurunan dan pasien pun tampak cemas.
e. Kondisi
emosi / perasaan klien
Suasana hati klien saat
ini sedih dan cemas
Ekspresi wajah klien
tidak sesuai dengan suasana hatinya
3. Riwayat
social
Saat ini klien
berinteraksi dengan keluarga terdekatnya terutama ibunya , kepada
teman-temannya dengan perawat
Klien mengatakan orang
yang paling dekat di percaya oleh klien adalah ibunya
Klien aktif
berinteraksi
Klien mengatakan
sebelum sakit dirinya mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di pekerjaannya
4. Riwayat
spiritual
Klien mengatakan selama
dirawat klien hanya berdoa kepada Allah unttuk kesembuhannya
Klien mengatakan
kesulitan untuk bergerak atau memiliki perasaan nyeri sehingga beribadah sulit
untuk dilakukan.
7.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DAN PENUNJANG
Tanggal
01/04/2019, Jam 11 : 15
Parameter
Hematologi
1.
Hemoglobin
2.
Leukosit
3.
Eritrosit
4.
Hematokrit
5.
Trombosit
6.
MCV
7.
MCH
8.
MCHC
9.
Basofil
10. Eosinofil
11. Batang
12. Segmen
13. Limfosit
14. Monosit
15. LED
|
Hasil
9,2
2,740
3,3
26
140.000
78
28
35
0
1
0
71
14
14
52
|
Nilai rujukan
13,00 – 18,00
4.500
– 11.000
4,5 – 6,5
40 – 52
140.000 – 392.000
76 – 96
27 – 32
30 – 35
0 – 1
2 – 4
3 – 5
50 – 70
35 – 40
2 – 8
0 – 10
|
Tanggal 01/04/2019,
Jam 11 : 26
Parameter
1.
Albumin
2.
Gula Darah
Seaktu
3.
Ureum
4.
Creatine
|
Hasil
2,9
77
99
2,11
|
Nilai Rujukan
3,5 – 5,2
< 140
13 – 43
0,72 – 1,18
|
Tanggal 11/03/2019,
Jam 22 : 20
Parameter
Sitologi dan
Serologi
HsAg
|
Hasil
Non Reaktif
|
Nilai Rujukan
Non Reaktif
|
Tanggal 11/03/2019,
Jam 22 : 20
Parameter
Sitologi dan
Serologi
Anti HIV
Albumin
Hb
|
Hasil
Non Reaktif
3,1
10,3
|
Nilai Rujukan
Non Reaktif
|
Tanggal 09/03/2019,
Jam 10 : 13
Kesan :
-
Tidak tampak
infiltrat/perselubungan
-
Tidak tampak
kardiomegali (CTR 48%)
1. Terapi Farmakoligs
Taggal 01-03/04/2019
-
Ceftriaxsone 1 gr/12
jam melalui
IV
-
Ranitidine 1
ampul/8jam melalui IV
-
Paracetamol 3x1 melalui oral
-
Ketorolac 30 mg/8jam memalui drip/ inf
2. Terapi non farmakologis
-
Melatih teknik
tarik nafas dalam
9.
ANALIA DATA
NO
|
DATA
|
MASALAH
KEPERAWATAN
|
ETIOLOGI
|
1
|
DS : Klien mengatakan ada perasan nyeri yang sangat
mengganggu dirinya nyerinya diarea kelamin, ketika nyerinya datang area perut
hingga ke kaki mengalami keram dan terasa tertusuk-tusuk diarea kelamin dalam
sehari nyerinya hilang timbul dengan skala nyeri 5. Klien juga mengatakan
nyerinya di akibatkan adanya luka pada area kelamin
DO : Klien tampak meringis, melindungi, dan hati
- hati saat bergerak.
Hasil TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 98 x/menit
T : 36,5 OC
RR : 22 x/menit
Ada luka terbuka di scrotum.
|
Nyeri akut
|
Agen Pencedera Fisik (ABSES)
|
2
|
DS : Klien mengatakan selama dirawat dirinya makan tiap porsi yang disajikan tidak selalu
dihabiskan, hanya 4-5 sendok, tidak makan makanan dari luar.
Klien juga mengatakan semenjak dirinya sakit berat
badan nya mengalami penurunan dari 62 kg menjadi 42 kg, Pasien mengatakan tak
banyak tahu tentang gizi/nutrisi.
DO : Klien tampak kurus
IMT=16,40 ( kurus)
Membran mukosa bibir pecah-pecah, kering
Lingkar lengan atas = 24 cm ( % LILA = 82 % = under
weight )
|
Defisit Nutrisi
|
Faktor psikologi
(KEENGGANAN UNTUK MAKAN),
|
3
|
DS : Klien mengatakan selama dirawat klien mengalami kesulitan dalam istirahat tidur pada
malam hari klien tidak bisa tidur kalaupun tidur hanya 4-5 jam saja dan tidak
puas dengan tidur nya dikarnakan ada perasaan nyeri di kelaminnya. Sedangkan
pada pagi dan siang hari klien tidak bisa tidur dikarnakan ruangan yang panas
dan bising
DO : Klien tampak lesu
Hasil TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 89 x/menit
RR : 22x/menit
T : 36,5 o C
|
Gangguan Pola tidur
|
Hambatan Lingkungan
(SUHU, BISING)
|
4
|
DS : Klien mengatakan selama dirawat klien kesulitan membersihkan diri pada pagi hari
klien mandi hanya dibersihkan menggunakan air hangat dengan cara di lap, sore
hari klien tidak mandi, klien juga dibantu oleh ibunya. Klien juga mengatakan
sulit untuk membersihkan kukunya
DO : Klien tampak lemah dan kotor
Kulit lengan atas klien tampak kotor
Kuku tampak panjang dan kotor.
Skala nyeri 5, tampak hati
- hati saat bergerak.
|
Defisit perawatan diri
|
Kelemahan, dan nyeri
|
10. DIAGNOSA KEPERAwATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
(abses)
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
(keengganan untuk makan) dan
Kurangnya
pengetahuan
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan
lingkungan (suhu, bising)
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan dan nyeri
XI. RENCANA KEPERAWATAN
NO
|
TUJUAN
|
RENCANA
INTERVENSI KEPERAWATAN
|
RASIONAL
|
1
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan nyeri yang dialami klien berkurang
dengan kriteria hasil
1.
Skala nyeri
berkurang menjadi 3 dari 5
2.
Tampak
tenang
3.
Tidak
gelisah
|
1.
Identifikasi
lokasi, karakteristik, durasi, kualitas, dan intesitas nyeri
2.
Identifikasi
skala nyeri
3.
Identifikasi
respon non verbal
4.
Kaji dan
rawat luka tiap hari
5.
Ajarkan
teknik nafas dalam
6.
Kolaborasi
pemberian analgetik
|
|
2
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan defisit nutri yang dialami klien
berkurang dengan kriteria hasil
1.
BB mengalami
peningkatan bertambah 5 kg
2.
Membran
mukosa lembab
3.
Lingkar
lengan dalam batas normal 29,3 atau 110%
|
1.
Identifikasi
status nutrisi
2.
Monitor
asupan makanan
3.
Monitor BB
dan hasil laboratorium
4.
Berikan
makan tinggi kalori dan tinggi protein
5.
Bantu dan
motivasi pasien untuk selalu menghabiskan porsi diit yang disajikan.
6.
Jelaskan
kepada Pasien dan keluarga manfaat nutrisi cukup dalam menunjang penyembuhan
7.
Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrsi yang
dibutuhkan
|
|
3
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pola tidur klien efektif dengan kriteri
hasil :
1.
Klien tidak
lesu yaitu merasa fresh sesudah
tidur/istirahat
2.
Klien puas dengan tidurnya
3. Jumlah jam tidur tidak terganggu
|
1.
Identifikasi
pola aktivitas dan tidur
2.
Identifikasi
penggangu tidur
3.
Modifikasi
lingkungan (suhu dan kebisingan)
4.
Jelaskan
pentingnya tidur yang cukup selama sakit
5.
Ajarkan
menghindari makanan yang mengganggu tidur
|
1. Untuk
kemudahan dalam tidur
2. Untuk
mengetui penyebab aktual dari gangguan tidur
3. Untuk
membantu relaksasi saat tidur
4. Tidur
yang cukup dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan Menjaga berat badan sehingga pemberian informasi yang tepat
dapat memotivasi klien
agarberusaha memperbaiki
kualitas tidurnya.
5. Gangguan tidur dapat diakibatkan oleh beberapa jenis makanan dan minuman
|
11. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TANGGAL/JAM
|
TINDAKAN
|
PARAF
|
TANGGAL/JAM
|
EVALUASI
|
PARAF
|
03/04/2019
08:45 wib
Dx. 1
|
1.
Mengindetifikasi
lokasi, karateristik,durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
2.
Mengidentifikasi
skala nyeri
3.
Mengidentifikasi
respon nyeri non verbal
4.
Mengkaji dan mengganti dressing luka
5.
Mengajarkan
teknik nafas dalam
6.
Memberikan analgetik: Ketorolac 30 mg drip/8jam
|
03/04/2019
10:00 wib
|
S : klien mengatakan masih ada nyeri diarea kelaminnya namun skala nyeri
berkurang dari 5 menjadi 4
O : klien mulai tampak lebih rileks, Luka sudah dibersihkan, verband
baru
Hasil TTV
TD : 110/90 mmHg
N : 90 x/menit
T : 36,5 O C
RR : 22x/menit
A.
Nyeri sebagian teratasi
p. Lanjutkan intervensi
1. identifikasi skala nyeri
2. anjurkan teknik nafas dalam
3. kolaborasi pemberian analgetik
dan rencana akan operasi tgl 4/4/19
|
||
03/04/2019
09:05
Dx. 2
|
1.
Mengidentifkasi
status nutrisi
2.
Memonitor
asupan makanan
3.
Memonitor BB
dan hasil laboratorium
4.
Memberikan
makan TKTP
5.
Memotivasi
pasien untuk menghabiskan porsi diit yang disajikan
6.
Memberikan
penkes;
Manfaat nutrisi
bagi tubuh
7.
Mengkolaborasikan
dengan ahli gizi unutk menentukan nutrisi yang tepat
|
03/04/2019
09:20
|
S : klien mengatakan makanan masih tetap tidak dihabiskan, pagi hanya 5
sendok, siang lebih kurang 6 sendok, dan malam hari tidak makan, masih ada
perasaan mual ketika akan makan dan juga masih enggan makan makanan dari
rumah sakit.
O : Tampak kurus
Hasil IMT 16,40
Membran mukosa mulut kering
BB 42 kg
Pasien/keluarga menyatakan mengerti manfaat
nutrisi/makanan.
A.
: Nutrisi
belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1.
Identifikikasi
status nutrisi
2.
Monitor
asupan makanan
3.
Berikan
makanan TKTP, beri motivasi
4.
Monitor BB
dan hasil laboratorium
5.
Kolaborasi
dengan ahli gizi unutk kebutuhan nutrisi klien
|
||
03/04/2019
09:15 wib
Dx. 3
|
1.
Identifikasi
pola aktivitas dan tidur
2.
Identifikasi
penggangu tidur
3.
Modifikasi
lingkungan (suhu dan kebisingan)
4.
Jelaskan
pentingnya tidur yang cukup selama sakit
5.
Ajarkan
menghindari makanan yang mengganggu tidur
|
03/04/2019
09:30 wib
|
S : klien mengatakan masih sulit untuk tidur dikarnakan
panas dan rasa nyeri. Pagi dan siang
hari tidak bisa tidur, sedangkan malam hari hanya 1-3 jam saja dan tidak puas
dengan tidur nya
O : klien tampak lesu
Hasil TTV
TD : 110/90 mmHg
N : 90x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36.5 o C
A.
Pola tidur
belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1.
Identifikasi
pola aktivitas tidur
2.
Identifikasi
pengganggu tidur
3.
Modifikasi
lingkungan
4.
Jelaskan
penting nya tidur yang cukup selama sakit
5.
Ajarkan
menghindari makan/minuman yang mengganggu tidur
|
||
Tgl. 04-04-19
Pagi
Dx. 1
|
1.
mengidentifikasi
skala nyeri
2.
mengajarkan
teknik nafas dalam
3.
memberikan analgetik ketorolac 30
mg drip/8 jam
4.
klien dilakukan
tindakan operasi
|
Tgl. 04-04-19
Siang
Dx. 1
|
S : klien mengatakan nyerinya berkurang setelah
dilakukan operasi. Skala nyeri 3
O : klien sudah mulai
tampak tenang. Klien sudah mampu melakukan teknik nafas dalam. Hasil TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 90 x/menit
T : 36,5 O C
RR : 22x/menit
A : Nyeri sebagian teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. identifikasi skala nyeri
2. ajarkan teknik nafas dalam
3. kolaborasi pemberian analgetik
|
||
Tgl.04-04-19
Pagi
Dx. 2
|
1.
Identifikikasi
status nutrisi
2.
Monitor
asupan makanan
3.
Berikan
makanan TKTP, beri motivasi
4.
Monitor BB
dan hasil laboratorium
5.
Kolaborasi
dengan ahli gizi unutk kebutuhan nutrisi klien
|
Tgl.04-04-19
Siang
Dx. 2
|
S : pasien mengatakan mau dan bisa menghabiskan porsi diit yang disajikan
RS
O :
-
Tampak makan
siang dihabiskan
-
Turgor kulit
elastis
-
Membran
mukosa mulut lembab
-
IMT 16,40 (masih
kurus)
-
Lingkungan
sekitar bersih, rapi dan tenang
-
Saat makan
pasien didampingi ibu dan teman-temannya.
A : masalah nutrisi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji intake diit
2. Timbang BB
3. Bantu , motivasi untuk habiskan diitnya
4. Kaji ulang pengetahuan pasien/keluarga tentang nutrisi
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman saat makan
|
||
Tgl 04-04-19
Pagi
Dx. 3
|
1.
Identifikasi
pola aktivitas tidur
2.
Identifikasi
pengganggu tidur
3.
Modifikasi
lingkungan
4.
Jelaskan
penting nya tidur yang cukup selama sakit
5.
Ajarkan
menghindari makan/minuman yang mengganggu tidur
|
Tgl 04-04-19
siang
Dx. 3
|
S : klien mengatakan
semalam tidur hanya 1-4 jam saja karna ada rasa nyeri dan memikirkan operasi
nya, sedangkan pagi siang tidak bisa tidur karna ruangan yang pans dan bising
O : klien tampak tenang
lingkungan sekitar bersih dan tenang
Hasil TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36.5 o C
A: Pola tidur belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1.
Identifikasi
pola aktivitas tidur
2.
Identifikasi
pengganggu tidur
3.
Modifikasi
lingkungan
4.
Jelaskan
penting nya tidur yang cukup selama sakit
5.
Ajarkan
menghindari makan/minuman yang mengganggu tidur
|
||
Tgl. 05/04/19
Pagi
Dx. 1
|
1. Mengidentifikasi skala nyeri
2. Mengajarkan teknik nafas dalam
3. Mengkolaborasi pemberian analgetik
jika perlu dilakukan
|
Tgl. 05/04/19
Siang
Dx.1
|
S : klien mengatakan nyerinya berkurang. Skala
nyeri 3
O : klien sudah mulai
tampak tenang. Klien sudah mampu melakukan teknik nafas dalam. Hasil TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 90 x/menit
T : 36,5 O C
RR : 22x/menit
A : Nyeri sebagian teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. identifikasi skala nyeri
2. ajarkan teknik nafas dalam
3. kolaborasi pemberian analgetik
|
||
Tgl. 05/04/19
Pagi
Dx. 2
|
1.
Mengaji
intake diit
2.
Menimbang BB
3.
Membantu ,
motivasi untuk habiskan diitnya
4.
Mengkaji
ulang pengetahuan pasien/keluarga tentang nutrisi
5.
Menciptakan lingkungan yang nyaman saat makan
|
05/04/19
Siang
Dx. 3
|
S : klien mengatakan sudah menghabiskan porsi diit yang disajikan RS
dan klien juga mengerti sedikit tentang nutrisi seperti makanan yg mengandung
protein
O :
1. Tampak diit siang dihabiskan
-
Turgor kulit
elastis
-
Membran
mukosa mulut lembab
-
BB klien naik 1 kg
dari 42 ke 43 kg
-
IMT 16,79 (masih
kurus)
-
Lingkungan
bersih
-
Saat makan
klien didampingi keluarganya
A : Masalah nutrisi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji intake diit
2. Timbang BB
3. Bantu , motivasi untuk habiskan diitnya
4. Kaji ulang pengetahuan pasien/keluarga tentang nutrisi
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman saat makan
|
||
Tgl. 05/04/19
Pagi
Dx. 3
|
1.
mengidentifikasi
pola aktivitas tidur
2.
mengidentifikasi
pengganggu tidur
3.
Memodifikasi
lingkungan
4.
Menjelaskan
penting nya tidur yang cukup selama sakit
Mengajarkan
menghindari makan/minuman yang mengganggu tidur
|
Tgl. 05/04/19
Siang
Dx. 3
|
S : klien mengatakan
sudah mulai puas dengan tidur nya malam hari tidur lebih 6 jam, pagi dan
siang masih tidaj bisa tidur karna ruangan yg panas
O : klien tampak tenang
lingkungan sekitar bersih dan tenang
Hasil TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36.5 o C
B.
Pola tidur
belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
6.
Identifikasi
pola aktivitas tidur
7.
Identifikasi
pengganggu tidur
8.
Modifikasi
lingkungan
9.
Jelaskan
penting nya tidur yang cukup selama sakit
10. Ajarkan menghindari makan/minuman yang mengganggu tidur
|
test
ReplyDelete