BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Instrumen adalah aset utama dan menunjukan angka yang besar pada pembelajaran total rumah sakit. Pengalama praktis terekam dalam panduan ini, bersamaan dengan gambaran tentang hubungan antar relasi yang mendasar, hal ini bermaksut untuk membantu para pengguna menjaga semua instrumen yang mereka miliki yang bisa digunakan kembali tetap berfungsi dengan baik dan nilainnya terpelihara sampai dengan tahun-tahun yag mendatang, dengan memastikan pemeliharaan dan perawatan instrumen yang tepat. Peralatan kamar operasi umumnya terbuat dari stainless steel, titanium, vitalium karena tahan panas dan mudah untuk dibersihkan.
Perawatan peralatan merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan kamar bedah yang paling penting dilakukan untuk menjaga agar peralatan kamar bedah dapat digunakan sesuai dengan batas usia pakaiannya. Kegiatan memelihara dan merawat peralatan kamar bedah dapat meliputi kegiatan membersihkan peralatan, memperbaiki bagian-bagian alat yang rusak, mengganti bagian alat yang hilang dan menyimpan alat sesuai dengan daftar inventaris. Pemeliharaan dan penggunaan instrumen yang salah akan menyebabkan kerusakan dan mempengaruhi daya tahan dari instrumen. Perawatan/ penggunaan yang baik dan benar instrumen akan bertahan cukup lama. Melaksaakan pemeliharaan peralatan dengan cara membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya.
1. Apa yang dimaksud dengan penyimpanan instrumen kamar bedah ?
2. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan/ perawatan instrumen?3. Bagaimana tahap-tahap memproses pemeliharaan/ perawatan instrumen?
1.3.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
instrumen keperawatan dan menambah wawasan
2. Tujuan
Khusus
a. Mengetahui tentang penyimpanan instrumen kamar bedahb. Mengetahui tentang pengertian pemeliharaan/perawatan instrumen
c. Mengetahui tentang tahap-tahap memproses pemeliharaan/ perawatan instrumen
BAB
II
PEMBAHASAN
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan penyimpanan alat kesehatan dan instrumen yang sudah steril di tempat yang telah disediakan.
Tujuan penyimpanan instrumen:
1. Mencegah kontaminasi
2. Menjamin kesterilan alat
Prosedur pelaksanaan penyimpanan instrumen:
1. Pastikan tempat penyimpanan alat kesehatan dan instrumen steril tidak basah dan lembab
2. Cek kondisi kemasan pembungkus alat kesehatan dan instrumen steril
3. Letakkan alat kesehatan dan instrumen steril yang baru diterima di bagian bawah dari alat-alat kesehatan yang sudah ada dengan mengikuti prinsip FIFO ( First In First Out)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan instrumen:
1. Tempat penyimpanan alat tidak dekat air dan lembab
2. Tempat penyimpanan harus kering dan tertutup, misalnya lemari
3. Jika disimpan di box tertutup yang di lekatkan di ruang terbuka harus di perhatiakan batasnya yaitu minimal 30 cm di atas lantai dan 60 cm dari atap
2.2 Pemeliharaan dan Perawatan
Instrumen
Pemeliharaan/ perawatan instrumen adalah suatu proses/ usaha yang dilakukan untuk memelihara dan merawat instrumen yang memerlukan kepedulian spesifik, serta pilihan yang selektif dalam mensucihamaan untuk mencapai proses sterilisasi yang efektif. Prinsip dasar yang harus dijadikan standarisasi bahwa instrumen bedah diperlukan sama baik yang berpotensi atau tidak berpotensi HIV AIDS, HbsAg(+).
Tujuan yang dilakukan pemeliharaan dan perawatan instrumen bedah yaitu:
a.Mempertahankan instrumen agar tahan lama
b.Membutuhkan ketelitian dan pemahaman petugas
c. Perawatan dan pemeliharaan yang baik dan benar akan memperpanjang usia instrumen lebih dari 10 tahun.
Petunjuk perawatan instrumen yaitu:
a. Gunakan instrumen sesuai dengan fingsinnya
b. Pisahkan instrumen tajam, halus dengan yang kasar
c. Buat tempat khusus/ beri lapisan waktu sterilisasi
d. Segera bersihkan instrumen dari darah, pada permukaan/celah
e. Jangan biarkan darah mengering pada instrumen.
2.3 Tahap-Tahap memproses Pemeliharaan/ Perawatan Instrument
a. Dekontaminasi
b. Pembersihan
c. Pembilasan
d. Pengeringan
e. Lubrication
f. Sterilisasi
A. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah upaya mengurangi atau menghilangkan kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan dan ruang melalui desinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi. Dekontaminasi adalah langkah pertama dalam menangani peralatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lainnya yang terkontaminasi. Dekontaminasi membuat benda-benda lebih aman untuk ditangani petugas pada saat dilakukan pembersihan. Untuk perlindungan lebuh jauh pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari latex, jika menangani peralatan yang sudah digunakan atau kotor (niken, 2009). Tujuan dekontaminasi adalah:
- Untuk menurunkan transmisi penyakit dan mencegah infeksi pada alat-alat instrumen perssalinan yang telah dilakukan pencucian
- Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan lingkungan
- Untuk membuang kotoran yang tampak
- Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme)
- Untuk melindungi personal dan pasien
Proses dekontaminasi dilakukan dengan cara antara lain:
- Gunakan larutan klorin 0,5%, alcohol 70%, atau fenolik 0,5-3%
- Gunakan tempat merendam yang terbuat dari plastic, hal ini untuk mencegah agar alat-alat khususnya pisau tidak menjadi tumpul karena bersentuhan dengan container loga. Selain itu juga bisa terjadi reaksi kimia antara 2 logam pada saat peredaman dan menimbulkan terjadinnya karat
- Jangan merendam instrumen logam yang berlapis elektro (tidak 100% logam antri karat), tetapi cukup dibersihkan/dilap saja
- Lama perendaman antara 10-20 menit, semua alat harus terendam
- Petugas harus menggunakan alat-alat pelindung antara lain sarung tangan dan masker.
B. Proses Pembersihan atau Pencucian
Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mokroorganisme pada peralatan atau perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan. Sesegera mungkin dilakukan setelah instrumen dipakai dengan cara merendam untuk mencegah cairan, darah dan sisa jaringan mengering pada instrumen dengan tujuan menghilangkan:
- Mikroorganisme yang mungkin terinfeksi
- Materi organik dimana mikroorganisme tubuh dengan pesat
- Bahan yang melindungi mikroorganisme selama sterilisasi dan desinfeksi
- Bahan yang mungkin dapat menonaktifkan proses pembunuhan kumat
Pencucian dibagi menjadi 2 yaitu mencuci secara manual dan mencuci secara mekanis.
a) Mencuci
Secara Manual
Beberapa macam alat atau
instrumen yang lembut atau rumit perlu dicuci secara manual direndam. Pada
proses ini alat istrumen harus:
- Dicuci didalam air untuk mencegah penguapan jika alat dapat tenggelam atau terendam
- Dicuci menurut aturan dari produsen jika alat tidak dapat tenggelam atau terendam
- Dicuci dengan alat antigores untuk mecegah kerusakan pada alat. Alat-alat dengan lumens atau berlubang kecil-kecil harus dibersihkan dengan sikat dengan diameter yang tepat. Ingat bahwa sikat ini harus didisinfeksi atau disterilkan setiap hari.
- Dibilas dengan air kran yang mengalir dengan suhu 40°C - 55°C untuk menghilangkan detergen, lebih baik lagi jika menggunakan air deionisasi atau air suling
- Setelah dicuci dan dibilas, dikeringkan dulu sebelum dilubrikasi (dengan parafin), didisinfeksi atau disterilkan
b)
Mencuci Secara Mekanis
Menggunakan mesin cuci
dapat meningkatkan produktifitas, lebih besar dan lebih aman bagi pekerja. Dasar
proses pembersihan, Prosedur umum saat membersihkan peralatan yaitu:
- Faktor yang mempengaruhi pembersihan (waktu, suhu, bahan kimia, dan tekanan mekanis)
- Metode pembersihan
- Tipe kotoran, ada 2 jenis bahan pembersihan yaitu asam dam basa. Formulasi kimia untuk bahan pembersih asam dan basa digunakan sesuai dengan tipe peralatan, pencampuran bahan, dan metode pembersihan.
C. Pembilasan
Fungsi utamannya adalah untuk memastikan semua instrumen bersih dari sisa-sisa kotoran dan desinfektan dengan sempurna untuk menghindari terjadinnya korosip pada instrumen.
Cara-cara pembilasan pada instrumen bedah yaitu:
· Jangan merendam instrumen
· Semua celah harus dibersihkan
· Gunakan cleaning pistol untuk membersihkan bagian dalam
· Bilas seluruh perawatan dibawah air mengalir
· Siram dan alirkan air melalui semua channel
D. Pengeringan
Pengeringan instrumen dan peralatan kesehatan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam memproses alat kesehatan. Sangat penting untuk melakukan pengeringan setelah pencucian, dalam rangka mencegah kontaminasi ulang. Saat melakukan pengeringan peralatan kesehatan, perhatikan tingkat kelebaban. Adanya kelembaban berlebihan dapat mengganggu proses disinfeksi maupun proses sterilisas. Penggunaan alkohol 96% dapat ditambahkan setelah pembilasan untuk mempercepat proses pengeringa. Penggunaan alkohol 96% direkomedasikan pada peralatan kesehatan yang mempuyai lubang ataupun saluran. Pengeringan dapat dilakukan secara manual maupun otomatis. Pengeringan manual menggunakan kain atau udara bertekanan, saat meggunakan kain, gunakan jenis kain yang lembut yang terbuat dari bahan mudah mrnyerap atau serat selulosa. Pastikan serat-serat kain tidak tertinggal pada permukaan atau bagia dalam peralatan kesehatan.
Pengeringan secara otomatis menggunakan lemari pengering (drying cabinet). Lemari pengering sebaiknya memiliki saluran yang spesifik untuk setiap lumen peralatan kesehatan. Keuntungan utama lemari pengering adalah kecepatan proses, sehingga dapat mengurangi waktu kerja dan biaya. Siklus pengeringan berlangsung antara 25 menit hingga 2 jam, tergantung jenis dan bahan peralatan kesehatan yang dikeringkan. Peralatan kesehatan yang berbeda dapat dimasukan dalam lemari pengering yang sama, namun pastikan peralatan kesehatan memiliki karakteristik bahan yang sama. Fungsi utamannya adalah untuk memastikan secara benar pengeringan setelah dilakukan untuk mencegah terjadinya pengkaratan pada instrumen
E. Lubrikasi
Fungsi utamannya adalah melumasi instrumen dengan minyak khusus untuk mencegah terjadinnya kerusakan, pengkaratan, penuaan dan diharapkan instrumen dapat berfungsi dengan baik dan bertahan lebih lama. Setelah melalui proses pembersihan peralatan kesehatan menjadi kaku dan sulit digerakkan. Pada fase ini lubrikasi setelah pencucian dan sebelum sterilisasi menjadi penting. Hanya lakukan lubrikasi pada peralatan bedah. Larutan lubrikan sebaiknnya larut dalam air dan memiliki keterangan dapat dilakukan sterilisasi.bahan mineral, silikon dan oli mesin tidak dapat digunakan, karena menghambat proses peetrasi uap air pada proses sterilisasi. Akibatnya mikroorganisme tidak dapat dibunuh dan membahayakan pasien. Penggunaan lubrikan merupakan salah satu langkah perawatan pencegahan pada peralatan kesehatan.
F. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses penghancuran semua bentuk kehidupan mikroorganisme termasuk spora dengan cara fisika / kimia. Sterilisasi adalah proses penghilagan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungsi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda.
Tujuan sterilisasi adalah:
- Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai
- Mencegah peralatan cepat rusak
- Mencegah terjadinnya infeksi silang
- Menjamin kebersihan alat
- Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan pasien
Syarat-syarat mensterilkan alat kesehatan meliputi:
- Sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan perawatan pasien secara fisik dengan pemanasan pada suhu kurang lebih 121°C selama 30 menit atau pada suhu 134°C selama 13 menit dan harus mengacu pada petunjuk pengguna alat sterilisasi yang digunakan.
- Sterilisasi harus menggunakan desinfektan yang ramah lingkungan
- Petugas sterilisasi harus menggunakan alat pelindung diri dan menguasai prosedur sterilisasi yang aman
- Hasil akhir proses sterilisasi untuk ruang operasi dan ruang isolasi harus bebas dari mikroorganisme hidup
Ada beberapa cara penyimpanan sterilisasi meliputi:
- Simpan dalam keadaan bersih dan kering
- Jangan membuka kearah sinar matahari secara langsung
- Simpanlah pada tempat yang telah di tentukan, gunakan instrumen tray systems
Ruang penyimpanan barang sterilisasi adalah:
- Penerangan harus memadai
- Suhu antara 18°C- 22°C dan kelembaban 35%- 75%
- Dinding dan lantai ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat sehingga mudah dibersihkan
- Item steril disimpan pada jarak 19- 24 cm dari lantai dan minimum 43 cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding
- Lokasi ruang penyimpanan steril harus jauh dari lalulintas utama, jendela/ pintu sesedikit mungkin dan terisolasi
- Cek tiap hari batas wajtu sterilisasi
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
perawatan instrumen
1.
Instrumen umum
- Tahu nama dan fungsi setiap Instrumen
- Periksa kondisi instrumen dengan melakukan pengetesan (kunci-kunci, ujung-ujung, kelurusan)
- Penempatan secara benar
- Pemisahan dan pembersihan
2.
Instrumen Micro
- Kelurusan
- Lindungi ujung – ujungnya
- Penyusunan
3. Instrumen lensa
- Cara memegang
- Hindari penanganan kasar
- Hindari pelipatan- ditekuk pada fiber oftik
- Pastikan kondisi fiber oftic dan lensa baik
4. Instrumen dengan tenaga udara
Ikuti petunjuk dari pabrik → perawatan dan sterilisasi
5. . Instrumen Tenaga Listrik
- Pastikan switch dalam posisi “OFF”
- Jauhkan alat dari obat – obat anestesi
- Jangan direndam
- Ikuti pentunjuk : penggunaan
6. Telescope
- Bersihkan ujung depan lensa dan bagian belakang eyepiece
- Bersihkan bagian masuknya light source
- Bersihkan tabung lensa
- Perhatikan distorsi mekanik (bengkok)
- Lihat melalui telescope: Lapang pandang, Kejernihan
BAB
III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pemeliharaan dan perawatan instrumen penting dilakukan dengan baik da benar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan guna mempertahankan keutuhan dan memperlanagar kondisinya car jalannya pelayanan dikamar operasi. Peralatan kesehatan perlu dan harus dilakukan pemeliharaan agar kondisi maupun fungsi peralatan kesehatan tetap dalam keadaan baik dan dapat mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun institusi kesehatan lainnya.
Dalam melakukan pemeliharaan yang baik dan benar terdapat prosedur atau cara yang sesuatu dengan peraturan yang telah dibuat pada Undang-Undang dan tidak sembarang orang dapat melakukan proses pemeliharaan alat kesehatan tersebut.
1.2 Saran
Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara-cara pemeliharaan dan perawatan instrumen dikamar bedah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Merawat alat-alat kesehatan itu sangat penting untuk anggota medis terutama untuk menjaga kesehatan pasien. Merawat alat-alat kesehatan dikatakan penting karena menyangkut keselamatan pasie. Menggunakan atau merawat alat-alat kesehatan sesuai dengan prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
Kebijakan Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit (Subdit Bina Peralatan Medis, Yogyakarta 2013)
Buku Materi Pelatihan Pemeliharaan. Troubleshooting dan Perbaikan Peralatan Kesehatan Rawat Intensif Bagi Tenaga Elekromedis Angkatan Iv (Raud Sardiito. Yokyakarta 2013)
No comments:
Post a Comment