adsense

MAKALAH DRAPING PADA AREA OPERASI / PEMBEDAHAN



DRAPPING PADA AREA OPERASI / PEMBEDAHAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Bandar Lampung, 24 Desember 2018
.

Indah Isnialita Putri









DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................................  iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ....................................................................................................  1
1.2  Rumusan  Masalah ..............................................................................................  2
1.3  Tujuan .................................................................................................................  2

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian drapping pada area operasi ................................................................  3
2.2  Tujuan drapping pada area operasi....................................................................... 3
2.3  Prinsip drapping pada area operasi....................................................................... 4
2.4  Bertanggung jawab............................................................................................... 5
2.5  Bahan untuk drapping .......................................................................................... 6
2.6  Persiapan alat ....................................................................................................... 8
2.7  Prosedur drapping................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan .........................................................................................................  11
3.2  Saran ...................................................................................................................  11

Daftar Pustaka......................................................................................................... 12



 BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Association of Surgical Technologi (AST), 2008, mengembangkan dan merekomendasikan tentang Standar draping sebagai panduan untuk mendukung pelayanan perawatan dikamar bedah dalam penekanan standar praktik terbaik yang berhubungan dengan draping pada prosedur bedah. Tujuan dari standar yang direkomendasikan adalah untuk memberikan garis tegas bahwa anggota tim bedah dapat menggunakan standar praktek tersebut serta dikembangkan dalam menerapkan kebijakan pada prosedur draping di kamar bedah. Standar yang direkomendasikan dan disajikan dengan pengertian bahwa standar tersebut menjadi tanggung jawab dari tenaga kesehatan untuk mengembangkan, menyetujui, dan menetapkan kebijakan dan prosedur draping bedah sesuai dengan protokol yang diterapkan dikamar bedah.

1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :
  1.       Apa pengertian drapping pada area operasi?
  2.       Apa tujuan dari drapping pada area operasi?
  3.       Bagaimana prinsipnya?
  4.       Bagaimana bahan untuk drapping?
  5.       Bagaimana persiapan alatnya?
  6.       Bagaimana prosedur nya? 

1.3   Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
  1.          Mengetahui  pengertian drapping pada area operasi
  2.      Mengetahui tujuan dari drapping pada area operasi
  3.      Mengetahui prinsipnya
  4.      Mengetahui  bahan untuk drapping
  5.      Mengetahui persiapan alatnya
  6.      Mengetahui prosedur nya


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Drapping Pada Area Operasi
            Draping adalah satu lagi dari kegiatan presisi yang dilakukan di kamar operasi. Draping bedah pasien adalah menempatkan penutup steril pada pasien sehingga hanya tempat operasi yang terkena. Dengan demikian, daerah kulit yang belum siap untuk operasi tertutup agar tidak akan mencemari bagian yang steril. Selain pasien, peralatan yang digunakan dalam area bedah segera harus ditutupi dengan tirai steril untuk mencegah kontaminasi luka (AORN, 2008)
Draping adalah istilah yang digunakan di instalasi bedah sebagai suatu teknik atau seni dalam menutup daerah sayatan pembedahan. Drapping merupakan prosedur menutup pasien yang sudah berada di atas meja operasi dengan menggunakan alat tenun steril, dengan tujuan memberi batas yang tegas pada daerah steril pembedahan (Depkes RI,1993).
Drapping adalah suatu prosedur penutupan pasien yang sudah dimeja operasi dengan menggunakan alat tenun steril, dengan tujuan memberi  batas tegas daerah steril pada daerah pembedahan setelah permukaan kulit dilakukan desinfeksi. Yang meliputi seluruh permukaan dimana alat-alat steril akan diletakan dan daerah sekitar lokasi pembedahan.

2.2 Tujuan Drapping Pada Area Operasi
            Secara khusus, teknik draping berbeda pada setiap tempat atau daerah insisi dan tergantung kepada bentuk posisi pembedahan. Secara umum, teknik draping bertujuan untuk mempertahankan kesterilan pada daerah sekitar inisisi operasi. Tujuan dari draping adalah untuk menciptakan lapangan steril dengan cara penempatan yang tepat dan hati-hati dari linen sebelum operasi dimulai dan untuk menjaga sterilitas permukaan instrumen yang steril dan sarung tangan dapat ditempatkan selama operasi.

2.3  Prinsip Drapping Pada Area Operasi
Menurut Association of periOperative Registered Nurses (AORN), 2006. Prinsip dari draping adalah sebagai berikut
1.    Terisolasi (Isolated)
Kotor dari bersih (misal, pangkal paha, kolostomi dan peralatan dari daerah yang akan disiapkan). Isolasi dicapai dengan menggunakan penghalang yang tahan dari air, biasanya dibuat dari bahan plastik. Banyak bahan untuk menahan yang dapat digunakan.
2.    Penghalang (Barrier)
Menyediakan lapisan kedap dan harus memiliki film plastik untuk mencegah pemogokan-selesai.
3.    Lapangan Steril
Penciptaan lapangan steril adalah melalui presentasi steril dari tirai dan teknik aplikasi aseptik. Jika penghalang yang digunakan tidak mempan, lapisan kedap tambahan perlu ditambahkan.
4.    Permukaan steril
Karena kulit tidak dapat disterilkan, maka perlu menerapkan penghalang untuk menciptakan permukaan steril.
5.    Penutup Peralatan
Tirai steril menutupi peralatan steril atau mengatur peralatan yang digunakan di lapangan steril. Hal ini membantu untuk melindungi pasien dari peralatan serta untuk melindungi dan memperpanjang umur peralatan.
6.    Kontrol Cairan
Pengumpulan cairan menjaga pasien tetap kering, mengurangi paparan pekerja kesehatan. Sebuah sistem kontrol cairan harus digunakan setiap saat dan prosedur ini dikenal untuk menyertakan sejumlah besar cairan tubuh atau mengakhiri irigasi
            Sedangkan menurut Depkes tahun 1993, prinsip dari draping yaitu :
1.         Harus dilaksanakan dengan teliti dan hati-hati
2.         Perawat Instrumen (Scrub Nurse) harus memahami dengan tepat prosedur draping
3.      Drape yang terpasang tidak boleh berpindah-pindah sampai operasi berakhir dan harus    dijaga sterilitasnya
4.         Pakailah duk klem pada setiap sudut daerah sayatan agar alat tenun tidak mudah bergeser
5.      Tim bedah yang memakai baju steril harus selalu menghadap tempat yang sudah tertutup  alat tenun steril.
6.  Perawat sirkuler (circulating nurse) harus berdiri menghadap scrub nurse untuk mengingatkan jangan sampai draping terkontaminasi
7.         Bila alat tenun sudah terkontaminasi, harus segera diganti
8.         Sekitar lantai tidak boleh ada genangan air
9.         Hindari mengibas alat tenun terlalu tinggi sehingga dapat menyentuh lampu operasi atau alat tenun lainnya
10.     Lindungilah sarung tangan dengan cara meletakkan tangan di bawah lipatan pada saat drapping, hindari menyentuh kulit pasien
11. Jika pemasangan alat tenun steril sudah selesai dan ada yang jatuh di bawah batas pinggang jangan diambil
12. Jika ragu-ragu terhadap sterilitas alat tenun, maka alat tenun dinyatakan sudah terkontaminasi.

2.4  Macam Tenun/ Linen Untuk Draping
. Laken besar / atas
1.      Laken besar /bawah
2.      Pembungkus  instrument
3.      Alas meja dorong (trolley)
4.      Duk bolong
5.      Duk rapat
6.      Laken kecil/samping
7.      Sarung mayo
8.      Baju & celana kmr operasi
9.      Jas operasi
10.  Topi operasi
11.  Sarung kaki
12.  Lap tangan/handuk
13.  Baju pasien
14.  Perlak besar dan kecil

2.5  Ukuran Tenun Untuk Draping
1.      Sarung  standar mayo             140cm x  75cm
2.      Sarung kaki                             140cm x  60cm
3.      Duk rapat                                100cm x  75cm
4.      Duk lobang                             80cm x   80cm,ø10cm
5.      Laken kecil/samping               150cm x 100cm
6.      Laken besar / bawah               240cm x 200cm
7.      Laken besar / atas                    210cm x 150cm
8.      Pembungkus instrumen           100cm x 100cm
9.      Pembungkus linen/waskom     150cm x 150cm
10.  Perlak mayo                            50cm x   40cm
11.  Perlak besar                             150cm x   75cm
12.  Lap tangan/handuk                 30cm x  15cm

2.6  Karakteristik Bahan Draping
·         Resisten terhadap abrasi
·         Sebagai Barier (anti mikroorganisme)
·         Biocompatibility (Free toxic)
·         Drapebility
·         Dapat mencegah listrik statik
·         Nonflamable (tdk menginduksi kebakaran)
·         Bebas serat
·         Tensile strenght (kuat thd tahanan)

2.7  Bahan Untuk Draping
·                     Bahan Pakai Ulang (Reusable)
1.             Penggunaannya terutama untuk penggunaan drapping atau jas operasi yg digunakan berkali-kali, bahannya impermeable terhadap cairan (dlm kondisi tertentu)
2.             Proses pencucian, setrika dan sterilisasi menyebabkan seratnya mengkisut
3.             Siklus diatas menyebabkan kecenderungan mengubah struktur material
4.             Beberapa pabrikan melaporkan kerusakan struktur material setelah 75-100 kali siklus. 
Yaitu : Linen :
1.             Memerlukan pencucian
2.             Memerlukan pelipatan yang benar
3.             Memerlukan proses sterilisasi
4.             Adanya lipatan/jahitan yang menjadi tempat kuman
5.             Tidak kedap air ==> sumber kontaminasi

·                     Bahan Sekali Pakai (Disposible)
1.             Mencegah penetrasi bakteri dan lelehan cairan 
2.             Lembut, bebas serat,  ringan,  padat, tahan kelembaban, non iritasi dan bebas listrik statik
3.             Menurunkan kontaminasi mikroorganisme berbahaya / infeksius dari ekskresi dan cairan tubuh dalam proses laundry dimana pada bahan pakai ulang mempunyai resiko yg besar.
4.             Penyimpanan, transportasi, dan pembuangan limbah biasanya menjadi masalah
5.             Penggunaan insenerator cukup baik tetapi harus di olah dengan baik agar tidak mencemarkan lingkungan.

Contoh :
Non Woven (Kertas)

1.                  Baik sebagai proteksi terhadap kontaminasi
2.                  Tidak lembab
3.                  Mahal
4.                  Saat ini semakin disenangi untuk dipakai
5.                  Kedap air
6.                  Dispossible


  Plastic Inscisional Drapes
1.                  Terbuat dari bahan polyvinyl
2.                  Tersedia dalam kemasan steril dalam berbagai ukuran
3.                  Insisi dapat dilakukan langsung diatas permukaan yg melekat
4.                 Memudahkan draping pada area tubuh yg ireguler (leher, sekitar telinga, ekstermitas dan sendi)
2.3  Persiapan Alat
1.         Jenis alat tenun untuk draping
a.    Laken operasi besar rapat
b.    Laken operasi besar bolong
c.    Pembungkus alat (laken berlobang)
d.   Alas meja dorong (trolley)
e.    Duk bolong
f.     Duk rapat
g.    Laken kecil
h.    Sarung mayo
i.      Baju dan celana operasi
j.      Topi operasi
k.    Sarung couter
l.      Barakshort
m.  Mitella
n.    Kantong sarung tangan
o.    Kantong canulla, suction dan cauter
p.    Sarung kaki
q.    Sarung tabung 02
r.     Lap tangan atau handuk
s.     Baju pasien
t.     Perlak besar dan kecil

2.4  Prosedur
1.      Pastikan drapping dibuka oleh perawat sirkuler dengan tidak menyentuh bagian yang steril
2.      Menutup batas bagian bawah insisi dengan cara : perawat instrumen membawa lipatan duk ke meja operasi. Dengan berdiri jauh dari meja, satu tangan dari perawat instrumen memberikan ujung lipatan duk di atas pasien sehingga menutup bagian bawah daerah kulit yang telah dilakukan antiseptik dan menutup bagian bawah area insisi dengan duk panjang steril.
3.      Menutup batas bagian atas insisi, dengan membentangkan ujung atas duk laparastomi di atas anastesi screen( tabir anastesi). Perhatikan bahwa tangan yang menyentuh daerah yang tidak steril terlindung dalam lipatan kain dan duk dirapihkan dengan tangan lain.
4.      Menutup batas bagian lateral insisi kanan dan kiri dengan duk yang lebih kecil lalu pakailah klem pada bagian / sudut – sudut untuk daerah yang akan di operasi.

Drapping Kepala





DAFTAR PUSTAKA 
AORN, Inc., “Recommended Practices for selection and Use of Surgical Gowns and Drapes,” Standards, Recommended Practices, and Guidelines, AORN, Inc.: Denver, 2006
AORN, Inc., “Recommended practices for skin preparation of patients”. Standards, Recommended Practices, and Guidelines. Denver, Colo: AORN, Inc. 2005
Depkes RI, 1993. “Pedoman Kerja Perawar Kamar Operasi”, Jakarta: Depkes RI

1 comment:

  1. ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
    dapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
    segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q

    ReplyDelete

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN INSTRUMEN BEDAH OPERASI

          BAB I PENDAHULUAN 1.1.    Latar Belakang Instrumen adalah aset utama dan menunjukan angka yang besar pada pembelajaran total rum...