lanjutan LP abses hepar...
Asuhan Keperawatan
(Pre operasi, Intra Operasi, Post Operasi)
STATION BEDAH
BAB II
ISI
2.1.
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama : Tn. C No. RM : 123456
Umur : 40 tahun Tgl. MRS : 27 Februari 2018
Jenis kelamin : Laki-laki Diagnosa : Abses Hepar
Suku/ Bangsa : Lampung/ Indonesia R. Tindakan :
Laparatomi
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : Sarjana
Gol. Darah : 0
Alamat : Jakarta
A. RIWAYAT PRE OPERASI
1.
Pasien
mulai dirawat : pukul: 15.40 tanggal: 27
Februari 2018
di ruang rawat inap
kelas III 722/C
pasien diantar ke
OK IGD: pukul : 12.40 tanggal: 09 Maret
2018
2.
Ringkasan
hasil amamnesa praoperatif
Klien
masuk ke oka IGD dengan bantuan nafas dengan terpasang ETT dan monitor,
terpasang IV line dua jalur, terpasang CVC pada jugularis kanan, GCS E2v0M4,
BB: 60kg
3.
Hasil
pemeriksaan fisik
a.
TTV
Tanggal 09 Maret 2018, Pukul: 12:45 WIB
TD : 135/80 mmHg
Suhu : 36,7oC
Nadi : 108 x/menit
RR : 20 x/menit
Sp. O2 : 99%
Kesadaran : GCS: E2VettM4
Orientasi : buruk
b.
Pemeriksaan
Fisik (Head to toe)
1) Kepala dan leher : Kepala tampak simetris, tidak ada lesi,
bersih, tidak ada benjolan. Leher tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid, klien terpasang CVC pada jugular kanan.
2) Thorax dan Paru
Jantung : I = Tidak tampak
letus cordis
P = Denyut jantung teratur
P = Bunyi sonor
A = Irama jantung teratur, terdengar suara
jantung S1 dan S2, tidak terdengar bunyi murmur dan gallop
Paru : I = RR: 20 x/mnt,
nafas teratur
P = -
P = Bunyi
sonor
A
= Tidak terdengar bunyi ronkhi/ wheezing, bunyi nafas
vasikuler
Abdomen : I = Warna kulit merata dengan kulit sekitarnya, tidak
ada lesi
`A
= Peristaltik usus 14x/menit
P = Teraba
besar dan keras pada kuadran kanan atas
P
= Terdengar bunyi shiffting dulnes
3)
Ekstremitas
atas dan bawah : Ekstremitas atas
terpasang IV line kanan dan kiri, tidak ada lesi
4) Genetalia dan rectum : Bersih, tidak ada lesi, terpasang DC, tidak ada
kelainan, tidak ada hemoroid
4. Pemeriksaan
penunjang
a. USG
Abdomen (23 Februari 2018)
Hasil
: hepatomegali disertai abses pada hepar lobus kanan
b.
Thorax
(22 Februari 2018)
Hasil:
tidak tampak kelainan radiologis pada jantung dan paru
c.
Hasil
Laboratorium (06 Maret 2018)
HEMATOLOGI (DARAH)
Darah Perifer Lengkap
-
Hemoglobin L 9.2 g/dL
-
Hematokrit L 27.6 %
-
Eritosit L 3.46 10^6/µL
-
MCV /
VER L 79.8 fL
-
MCH /
HER L 26.6 pg
-
NCHC /
KHER 33.3 g/dL
-
Jumlah
Trombosit 27.6 10^3/µL
-
Jumlah
Leukosit H 20.17 10^3/µL
Hitung
Jenis
-
Basofil 0.6 %
-
Eosinofil L 0.0 %
-
Neutrofil H 83.7 %
-
Limfosit L 6.8 %
-
Monosit H 8.9 %
-
Selisih 0.0 %
-
RDW-CV 14.3
-
RDW-SD H 37.5
HEMOSTASIS
(DARAH)
PT
+ INR
MASSA
PROTOMBIN (PT)
Pasien H
13,4 detik
Control 10.9 detik
INR 1,30
APTT
Pasien H 48,3 detik
Control 31,3
detik
Kimia darah, tanggal 05 Maret 2018
Albumin L 2,37 g/dL
Bilirubin
Bilirubi total H 1,25 mg/ dL
Bilirubin direx H
0,82 mg/dL
Bilirubin indirex 0,43 mg/dL
FE (SI) – TIBC
Serum iron (FE) L
22 µg/dL
TIBC L 113 µg/dL
Saturasi tranferin 19%
Ferritin H1322,0 ng/ml
d. Prosedur
Khusus Sebelum Pembedahan
No
|
Prosedur
|
Ya
|
Tidak
|
Keterangan
|
1
|
Tindakan persiapan psikologi
pasien
|
Ya
|
Berdoa menurut keyakinanan yang
dianut
Berikan latihan nafas dalam dan meyakinkan pasien bahwa tim
medis akan melakukan yang terbaik untuk kesembuhan klien.
|
|
2.
|
Lembar Informed consent
|
Ya
|
Klien dan keluarga telah
menyetujui akan dilakukan tindakan operasi
|
|
3
|
Puasa
|
Ya
|
Klien berpuasa selama 6 jam
|
|
4
|
Membersihkan kulit (pencukuran area operasi )
|
Ya
|
Klien mandi chlorhexidin 4% sebanyak 1 kali
|
|
5
|
Membersihkan saluran pencernaan
(lavement / obat pencahar)
|
Tidak
|
Klien tidak diberikan obat
pencahar
|
|
6
|
Pengosongan kandung kemih
|
Ya
|
Untuk memantau intake dan
output
|
|
7
|
Persiapan
Transfuse darah
|
Ya
|
Mengantisipasi resiko
perdarahan
|
|
8
|
Terapi cairan infuse
|
Ya
|
Klien terpasang cairan infuse
20 tts / menit
|
|
9
|
Penyimpanan perhiasan,
aksesoris ,kacamata, dan anggota tubuh yang palsu
|
Tidak
|
Klien tidak menggunakan
perhiasan , aksesoris, kacamata, anggota tubuh palsu
|
|
10
|
memakai baju khusus operasi
|
Ya
|
Mengurangi resiko infeksi.
|
5. Pemberian Obat Obatan
a. Obat premedikasi
1) Ranitidine 50mg IV (09 Maret 2018 pukul
07.00)
2) Lactulac 10mg IV (09 Maret 2018 pukul 07.00)
b. Obat pra-pembedahan
1) Dexametason 10mg IV (09 Maret 13.20)
2) Ondansentron 4mg IV (09 Maret 13.20)
3) Keterolac 3mg (09 Maret 13.20)
6. Pasien dikirim ke ruang operasi
Tanggal: 09 Maret 2018 pukul 13.05
A.
INTRAOPERATIF
1) Tanda tanda vital, tanggal 09 Maret 2018 pukul 13.10 wib
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 36,5 oC
Nadi : 110 x/menit
RR : 21 x/menit
Sp.O2 : 99 %
2) Posisi pasien dimeja operasi : supine
3) Jenis operasi : laparatomi (mayor)
5) Pemberian obat anastesi: General
Tgl/jam
|
Nama Obat
|
Dosis
|
Rute
|
09/2/2018 13.30
|
Propofol
|
350 mcg
|
Injeksi IV
|
09/2/2018 13.30
|
Fentanyl
|
150 mg
|
Injeksi IV
|
09/2/2018 13.30
|
atracurium
|
140mg
|
Injeksi IV
|
09/2/2018 13.30
|
Sefofluran
|
2%
|
inhalasi
|
6) Tahap tahap atau kronologi pembedahan
Pasien telah sign in pada pukul 12.45
terpasang iv line dua jalur di tangan kanan dan kiri dan terpasang CVC pada
jugular kanan, klien terpasang kateter, monitor, dan ETT. Kemudian pasien di
pindahkan ke kamar operasi pada pukul 13.05 lalu dilakukan pemasangan warm blanket. Dokter anestesi melakukan tindakan
induksi pada pukul 13.30 posisi pasien supine. Operator, asisten, dan perawat
instrumen melakukan scrubbing, gaunning, dan gloving. Kemudian perawat
instrumen menyusun set laparatomi, asisten operator melakukan aseptik area
operasi dan drapping area operasi. Perawat sirkuler memulai time out pada pukul 14.00 dan pada pukul
14.02 operator memulai insisi mid line menembus kutis, subkutis, dan otot,
hingga peritoneum. Ketika peritoneum dibuka, tidak ada pus yang keluar. Tampak
hepar ukuran membesar memenuhi aper kuadran kanan, abdomen hingga diafragma
kanan ke arah atas. Permukaan hepar urai, pada segmen empat hepar tampak bagian
yang bulding dan fluktuatif, dilakukan insisi pada bagiang yang paling
fluktuatif. Keluar pus kekuningan sebanyak 1300 ml. Pus di suction hingga
bersih lalu daerah abses yang terbuka dan rongga abdomen di cuci hingga bersih
dengan cairan NACL 0,9% sebanyak 4000cc. Di pasang drain subhepatik dan pelvic
floor, difikasasi kedinding abdomen. Kemudian sirkuler melakukan sign out pada
pukul 17.45. Operasi di tutup lapis demi lapis dan dilakukan dressing. Operasi selesai pukul 18.30 .
Perdarahan 50 ml, urin 400 cc. Infus Asering 1550 cc .
Instrumen yang digunakan :
Set laparatomi dewasa 3
Rintang :1
Scapel no 4 dan 3 :1
Pinset sirugis :1
Pinset anatomis :2
Pinset kouter :2
Pinset anatomis panjang :1
Gunting jaringan panjang :1
Guning jaringan :3
Gunting benang :1
Needle holder sedang :2
Needle holder panjang :1
Towel klem :4
Klem bengkok :6
Klem koher :6
Klem usus :6
Prepare 60º :3
Klem Babchoek :1
Klem elis :1
Langen back :2
O hak :2
Liver hak :2
Buik hak :2
Spatula :1
Ujung suction seribu :1
Bengkok :1
Kom :1
Jumlah instrumen : 55
Bahan habis pakai :
Kassa besar : 20
Kassa roll besar
Kassa roll kecil :1
Dapper : 1
Jarum : 6
NACL 0,9% : 8 (500ml)
Supratul : 1
Hypafix : 1
Bisturi : 23 dam 11
Alkohol 70%
Povidon iodine
Instrumen yang digunakan :
Set laparatomi dewasa 3
Rintang :1
Scapel no 4 dan 3 :1
Pinset sirugis :1
Pinset anatomis :2
Pinset kouter :2
Pinset anatomis panjang :1
Gunting jaringan panjang :1
Guning jaringan :3
Gunting benang :1
Needle holder sedang :2
Needle holder panjang :1
Towel klem :4
Klem bengkok :6
Klem koher :6
Klem usus :6
Prepare 60º :3
Klem Babchoek :1
Klem elis :1
Langen back :2
O hak :2
Liver hak :2
Buik hak :2
Spatula :1
Ujung suction seribu :1
Bengkok :1
Kom :1
Jumlah instrumen : 55
Bahan habis pakai :
Kassa besar : 20
Kassa roll besar
Kassa roll kecil :1
Dapper : 1
Jarum : 6
NACL 0,9% : 8 (500ml)
Supratul : 1
Hypafix : 1
Bisturi : 23 dam 11
Alkohol 70%
Povidon iodine
7) Tindakan bantuan yang diberikan selama
pembedahan :
a.
Pemberian
oksigen
b.
Pemberian
suction
c.
Pemasangan
drain
d.
Pemeriksaan
Patologi Anatomi (PA jaringan hepar dan kultur pus hepar)
8) Pembedahan berlangsung selama 4 jam, jam operasi dimulai pukul 14.00 dan jam operasi
selesai pukul 17.45
9) Komplikasi dini setelah pembedahan (saat
pasien masih diruang operasi) tidak ada komplikasi
A.
POST
OPERASI
a.
Air way : klien terpasang ETT
b.
Breathing : RR : 20x/menit, tidak menggunakan
bantuan otot pernafasan
c.
Sirkulasi : Tekanan Darah 100/ 60 mmHg, Nadi :
110x/menit, Suhu: 35,9 oC, Sp O2: 99% klien DPO (dalam pengaruh
obat), akral dingin,
d.
Observasi
: aldret score
No
|
Criteria
|
Skor
|
Skor
Saat selesai operasi jam 18.30
|
1
|
Warna kulit
-
Kemerahan
-
Pucat
-
Sianosis
|
2
1
0
|
1
|
2
|
Aktivitas motoric
-
Gerak 4 anggota tubuh
-
Gerak 2 anggota tubuh
-
Tidak ada gerakan
|
2
1
0
|
1
|
3
|
Pernapasan
-
Napas dalam, batuk dan kuat
-
Nafas dangkal dan kuat
-
Apnea atau nafas tidak adekuat
|
2
1
0
|
1
|
4
|
Tekanan darah
-
± 20 mmhg dari pre operasi
-
20-50 mmhg dari pre operasi
-
± 50 mmhg dari pre operasi
|
2
1
0
|
1
|
5
|
Kesadaran
-
Sadar penuh mudah dipanggil
-
Bangun jika dipanggil
-
Tidak ada respon
|
2
1
0
|
0
|
Jumlah
|
4
|
Skor
Aldrete < 8 . Pasien diantar ke ruang : ICU pukul 19.40
BAB III
PEMBAHASAN
1.1.
ANALISA
DATA
Data Subjektif & Obyektif
|
Masalah Keperawatan
|
Etiologi
|
PRA OPERATIF
|
||
DS :
-
DO : - Klien tampak terpasang ETT, - GCS: E2VettM4 - TTV : TD: 130/90 mmHg Suhu: 36,7oC Nadi: 100 x/menit RR: 20 x/menit Sp.O2 : 99% FF |
Resiko
ketidakefektifan pola nafas
|
Hambatan
upaya napas
|
INTRA OPERATIF
|
||
DS: -
DO: - Posisi supine - Pasien akan dilakukan laparatomi (pembedahan mayor), - Pasien dilakukan anastesi general, - Menggunakan alat-alat elektrosurgery selama pembedahan - Pasien terpasang IV line, kateter, ETT, CVC, monitor, dan penghantar elektroda DS: - DO: - Pasien terpasang IV line - Pasien terpasang CVC - Pembedahan 4 jam - Output cairan Perdarahan ±50 cc Urin output ±400 cc Pus abdomen ±1300 cc IWL: 15 x 60kg= 900 cc/24 jam= 3,75 x 4jam= 15 cc - Intake cairan Infus asering 1500 cc selama pembedahan Cairan obat : ±50cc - Balance cairan = intake – output = (1550+50)- (50+400+1300+15) = 1.600 - 1.765= - 165cc DS: - DO: - Akan dilakukan operasi laparatomi, - kan dilakukan Incisi didaerah midline abdomen |
Resiko Cidera
Resiko ketidakseimbangan volume
cairan
Resiko Infeksi
|
Anestesi
narkotik
Output
berlebih
Prosedur Invasif
|
POST OPERATIF
|
||
DS :
-
DO : - Klien tampak terpasang ETT - Nafas dangkal dan kuat - GCS: E2VettM4 - Alderete Score: 4 - TTV TD: 100/60 mmHg Nadi: 110 x/menit RR: 21 x/menit Sp.O2: 99% |
Resiko
ketidakefektifan pola nafas
|
Hambatan
upaya napas
|
DS :
-
DO : - Akral dingin - Suhu tubuh : 35,9 oC - Suhu lingkungan operasi : 20 oC - Pasien masih dalam pengaruh anestesi umum dalam pem bedahan |
Hipotermi
|
Terpajan
suhu lingkungan rendah
|
DS :
-
DO : - GCS : E2VettM4 - Pasien dalam pengaruh anestesi umum - Klien di pindahkan dari meja operasi ke brankar - Klien dikirim ke ruang ICU - Klien terpasang ETT, monitor, kateter, IV line, CVC |
Resiko
cidera
|
Agen
farmakologi
|
1.2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.2.1.
PREOPERASI
a.
Resiko
etidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hambatan upaya nafas
1.2.2.
INTRA
OPERASI
a.
Resiko
cidera b.d agen farmakologi
b.
Resiko
ketidakseimbangan volume cairan b.d output berlebih
c.
Resiko
infeksi b.d prosedur invasif
1.2.3.
POST
OPERASI
a.
Resiko
ketidakefektifan pola nafas b.d
b.
Hipotermi
b,d Terpajan suhu lingkungan rendah
c.
Resiko
cidera b.d agen farmakologi
1.3.
INTERVENSI
PREOPERASI
|
|||||
NO
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
||
1
|
Resiko
ketidakefektifan pola nafas b.d hambatan upaya napas
|
|
2. Posisikan semi fowler 3. Pertahankan ETT 4. Kolaborasi pemberian O2 |
||
INTRAOPERATIF
|
|||||
No
|
Dx
Kep.
|
Tujuan
|
Intervensi
|
||
1
|
Resiko
cidera b.d agen farmakologi
|
|
2. Cek integritas kulit 3. Cek daerah penekanan pada tubuh selama operasi 4. Hitung jumlah kasa, jarum, bisturi, dapper, dan instrumen bedah 5. Lakukan time out 6. Lakukan sign out |
||
2
|
Resiko
ketidakseimbangan volume cairan b.d output berlebih
|
|
2. Pertahankan iv line dan CVC 3. Pantau urine output 4. Kolaborasi dengan anastesi dalam penatalaksanaan cairan 5. Kolaborasi dengan operator dalam penghentian perdarahan (pemberian klem, koter, dan dapper) |
||
3
|
Resiko
infeksi b.d prosedur invasif
|
|
2. Lakukan scrubbing 3. Lakukan gaunning 4. Lakukan gloving 5. Lakukan aseptik area operasi 6. Lakukan drapping 7. Pertahankan prinsip steril |
||
POSTOPERATIF
|
|||||
NO
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
||
1
|
Resiko
ketidakefektifan pola nafas
|
|
1. Monitor TTV
2. Posisikan semi fowler
3. Pertahankan ETT
4. Kolaborasi pemberian O2
|
||
2
|
Hipotermi
b.d terpajan suhu lingkungan rendah
|
|
1. Monitor TTV
2. Berikan selimut penghangat
3. Monitor suhu lingkungan
|
||
3
|
Resiko
cidera b.d agen farmakologi
|
|
2. Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih 3. fiksasi roda brankar saat memindahkan pasien 4. Pasang side rail tempat tidur |
||
1.4.
IMPLEMENTASI
DAN EVALUASI
PREOPERASI
|
|||||
No
|
Dx.
Kep
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
||
1
|
Resiko
ketidakefektifan pola nafas b.d hambatan upaya napas
|
2. Memposisikan semi fowler 3. Mempertahankan ETT 4. Kolaborasi pemberian O2 |
S : -
O:
Posisi klien semi fowler
Klien terpasang ETT
GCS: E2VettM4
TTV :
TD: 135 /90 mmHg
Suhu: 36,7oC
Nadi: 100 x/menit
RR: 20 x/menit
Sp.O2 : 99%
A: Resiko ketidakefektifan pola nafas
P : Pertahankan Intervensi
|
||
INTRAOPERASI
|
|||||
No
|
Dx.
Kep
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
||
1
|
Resiko
cidera b.d anestesi narkotik
|
2. mengecek integritas kulit 3. mengecek daerah penekanan pada tubuh selama operasi 4. Menghitung jumlah kasa, jarum, bisturi, dapper, dan instrumen bedah 5. Melakukan time out 6. Melakukan sign out |
S :
O:
- Posisi supine
Integritas
kulit baik
- - Pasien dengan anastesi general
Time
out dilakukan pukul 14.00
- Intrumen
menggunakan set laparatomi :
Kasa : 27
Jarum : 6
Instrumen : 55
- Sign
out dilakukan pukul 17.45
A : Resiko Cedera
P : Pertahankan intervensi
|
||
2
|
Resiko
ketidakseimbangan volume cairan b.d output berlebih
|
2. Mempertahankan iv line dan CVC 3. Memantau urine output 4. Berkolaborasi dengan anestesi dalam penatalaksanaan cairan 5. Berkolaborasi dengan operator dalam penghentian perdarahan (pemberian klem, koter, dan dapper) |
S : -
O :
- Pasien
terpasang IV line
- Pasien
terpasang CVC
- Urin
output =±400cc
- Balance
cairan = - 165cc
A :
Resiko ketidaskseimbangan volume cairan
P :
Pertahankan intervensi
|
||
3
|
Resiko
infeksi b.d prosedur invasif
|
|
S :
O :
- Dilakukan
Incisi didaerah midline abdome
- Operator,
asisten, perawat instrumen telah melakukan scrubbing, gaunning, dan gloving
- Asisten
operator melakukan aseptik area operasi dan drapping
A : Resiko Infeksi
P :
Pertahankan Intervensi
-
|
||
NO
|
Diagnosa
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
||
1
|
Resiko
ketidakefektifan pola nafas b.d hambatan upaya napas
|
1. Memonitor TTV
2. Memposisikan semi fowler
3. Mempertahankan ETT
4.
Kolaborasi
pemberian O2
|
S: -
O:
- Klien terpasang ETT
- Posisi klien semi fowler
- Nafas dangkal dan kuat
- GCS: E2VettM4
- Alderete
Score:
- TTV
TD: 100/60 mmHg
Nadi: 110 x/menit
RR: 21 x/menit
Sp.O2 : 99 %
A: Resiko
ketidakefektifan pola nafas
P: Petahankan
intervensi
|
||
2
|
Hipotermi
b.d terpajan suhu lingkungan rendah
|
1.Memonitor TTV
2.Memberikan selimut penghangat 3 Memonitor suhu lingkungan |
S:-
O:
- Akral
hangat
- Suhu
tubuh : 36,6 oC
- Suhu
lingkungan: 20 oC
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
|
||
3
|
Resiko
cidera b.d agen farmakologis
|
1. Memonitor keamanan dan fungsi alat-alat
medis yang terpasang pada tubuh klien
2. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih 3. Memfiksasi roda brankar saat memindahkan pasien 4. Memasang side rail tempat tidur |
S: -
O:
- GCS
: E2VettM4
- Klien
terpasang ETT, monitor, kateter, IV line, CVC
- Klien
dipindahkan ke ICU
A:
Resiko cedera
P:
Pertahankan
Intervensi
|
||
Good
ReplyDeletethankyou..
Delete
ReplyDeleteNumpang promo ya Admin^^
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^