MATA KULIAH INSTRUMEN KAMAR BEDAH
MENCUCI DAN PACKING INSTRUMEN
1.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan
pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah
ini sebagai berikut :
1. Bagaimana perawatan alat alat
2. Bagaimana pencucian alat?
3. Apa kegunaan pencucian?
4. Bagaimana tahap tahap pencucian dan pembilasan?
5. Bagaimana packing instrumen?
6. Baaimana prinsip pembuatan set standar?
7. Bagaimana indikasi nya?
8. Hal hal yang harus diperhatikan?
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perawatan alat alat
2. Mengetahui pencucian alat
3. Mengetahui kegunaan pencucian
4. Mengetahui tahap tahap pencucian dan pembilasan
5. Mengetahui packing instrumen
6. Mengetahui prinsip pembuatan set standar
7. Mengetahui indikasi nya
8. Mengetahui hal yang harus diperhatikan
1. Perawatan alat dari bahan baku logam yang sudah disterilkan
Alat-alat yang terbuat dari logam
misalnya besi, tembaga maupun alumunium sering terjadi karatan. Untuk
menghindari terjadinya hal demikian maka alat-alat tersebut harus disimpan pada
tempat yang mempunyai temperatur tinggi (sekitar 37oC)
dan lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap
uap air, sebelum alat tersebut disimpan maka alat tersebut harus bebas dari
kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian olesi dengan olie atau parafin.
2. Perawatan alat dari bahan baku kaca setelah disteril
Bahan baku kaca banyak dipakai dalam
laboratorium medis. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dari bahan baku kaca
tersebut.
Keuntungan:
Bahan
baku kaca tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas pyrex, tahan
terhadap perubahan temperatur yang mendadak, koefisien muai yang kecil dan
tembus cahaya yang besar.
Kelemahan:
Mudah
pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga menggagu daya
tembus sinar, kadang-kadang dengan menggunakan kain katun untuk membersihkan
saja timbul goresan.
Dengan
memeperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka dalam segi
perawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus memperhatikan:
a. Penyimpanan
pada ruangan yang suhunya berkisar 27-37c &
beri tambahan lampu 25 watt
b. Ruangan
tempat penyimpana diberi bahan silikon sebagai zat higroskopis.
c. Gunakan
alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihakan debu
dari permukaan kaca. Usahakan pada waktu membersihkan lensa jangan sampai
merusak lapisan lensa.
d. Pada
waktu memanaskan tabung reaksi hendaknaya ditempatkan diatas kawat kasa, atau
boleh melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e. Gelas
yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung kedalam air yang sedang
mendidih melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian dipanaskan
secara perlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendinginan mendadak tidak
diperkenankan.
f. Membersihkan
kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat menggunakan:
·
Air bersih
·
Detergen: menghilangkan efek lemak dan
tidak membawa efek lemak
·
Larutan
· kalium
dichromat : 10 gram
· Asam
belerang : 25 ml.
· Aquades :
75 ml.
3. Perawatan Alat Dari Bahan Baku Karet Setelah di Sterilkan
Sarung
tangan dari karet mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama.
Untuk menghindari kerusakan dari bahan baku karet, sebelum melakukan
penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara
mencuci dengan sabun kemudian dikeringkan dengan menjemur dibawa sinar
matahariatau hembusan udara hangat. Setelah itu taburi tal pada seluruh
permukaan karet.
2.2 Pencucian
Pencucuian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagaian besar mikroorganisme pada peralatan/perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan.
Perlengkapan/bahan-bahan
untuk mencuci peralatan
a. Sarung tangan karet yang tebal atau
sarung tangan rumah tangga dari lateks
b. Sikat halus (boleh menggunakan sikat
gigi)
c. Tabung sunting (minimal ukuran 10 ml,
untuk membilas bagian dalam kateter termasuk kateter penghisap lender
d. Wadah palstik atau baja antikarat
(stainless steel)
e. Air bersih yang mengalir
f. Larutan desifektan: klorin 0,5%
2.3 Kegunaan Pencucian
a. Sebagai cara efektif untuk mengurangi
jumlah mikroorganisme terutama endospora yang menyebabkan tetanus pada perlatan
dan instrument tercemat.
b. Sebagai langkah awal, sebelum instrument di sterlilsasi atau didesinfeksi tinggat tinggi (DTT) yang efektif tanpa melakukan pencucian terlebih dahulu
2.4 Perlengkapan / Bahan-Bahan Untuk Mencuci Peralatan
a.
Sarung tangan
karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks
b.
Sikat halus
(boleh menggunakan sikat gigi)
c.
Tabung suntik
(minimal ukuran 10mL; untuk membilas bagian dalam kateter termasuk kateter
penghisap lendir.
d.
Wadah plastik
atau baja antikarat (stainless steel)
e.
Air bersih
f.
Sabun atau
deterjen
2.5 Tahap-Tahap Pencucian dan Pembilasan
1.
Pakai sarung
tangan yang tebal pada kedua tangan
2.
Ambil peralatan
bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati-hati bila memegang peralatan yang
tajam seperti gunting dan jarum jari).
3.
Agar tidak
merusak benda-benda yang terbuat dari plastik karet, jangan dicuci segera
bersamaan dengan peralatan yang terbuat dari logam.
4.
Cuci setiap
benda tajam secara terpisah dan hati-hati :
·
Gunakan sikat
dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran
·
Buka engsel
gunting dan klem
·
Sikat dengan
seksama terutama dibagian sambungan dan pojok peralatan
·
Pastikan tidak
ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan
·
Cuci setiap
benda sedikitnya tiga kali atau lebih baik jika diperlukan dengan air dan sabun
atau deterjen.
·
Bilas
benda-benda tersebut dengan air bersih
5.
Ulangi prosedur
tersebut pada benda-benda lain
6.
Jika peralatan
akan didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi (misalkan dalam larutan klorin
0,5%) tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum
memulai proses DTT. Karena peralatan yang masih basah akan mengencerkan larutan
kimia dan membuat larutan menjadi kurang efektif.
7. Peralatan yang
akan didesinfeksi tingkat tinggi dengan cara dikukus atau direbus atau di
sterilisasi didalam otoklaf atau open panas kering tidak usah dikeringkan
sebelum proses DTT atau sterilisasi dimulai.
8. Selagi masih
memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun dan kemudian
bilas secara seksama dengan menggunakan air bersih.
9.
Gantungkan
sarung tangan dan biarkan dengan cara di angin-anginkan.
2.6 Packing Instrumen
Instrument terbagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Instrument dasar (basic instrument)
Instrument dasar digunakan untuk pembedahan yang sifatnya sederhana dan tidak memerlukan instrument tambahan. Instrumen dasar ini pada setiap rumah sakit tidak sama oleh karena ada yang mempunyai alat-alat lengkap, ada pula yang tidak.
- Pinset
anatomis ( Tissue
forceps )
: 2 buah
- Pinset
chirurgis ( Dissecting
forceps )
: 2 buah
- Gunting metzembaum ( Metzemboum scissor )
: 1 buah
- Gunting
jaringan ( Surgical
scissor )
: 1 buah
- Gunting
lurus ( Surgical scissor
straiht )
: 1 buah
- Desinfeksi
klem ( washing and dressing forcep ) : 1 buah
- Doek
klem ( towel
klem )
: 4 buah
- Mosquito
klem ( (Baby mosquito klem pean ) : 2
buah
- Klem
pean bengkok ( Forcep pean
curve ) : 3
buah
- Klem
kocher bengkok ( Forcep kocher curve ) : 10
buah
- Alise
klem ( Allies
clamp )
: 2 buah
- Haak
tajam gigi 4 ( wound hook
sharp )
: 2 buah
- Langenbeck
( Rectractor US
army )
: 2 buah
- Nald volder ( Needle holder
)
: 2 buah
- Handle
mess
: 1 buah
b. Instrument tambahan
Instrument tambahan yang dimaksud adalah alat-alat yang dipergunakan untuk tindakan pembedahan yang sifatnya kompleks dalam macam pembedahan maupun jenis pembedahan.
· Teknik
penataan intrumen steril :
a.
Diurutkan sesuai dengan fungsi instrumen
selama pembedahan
b.
Ditata dalam dua baris untuk mempermudah
pengambilan
c. Instrumen yang jarang penggunaannya bisa
diletakkan terpisah supaya meja mino
tidak terkesan penuh, yang penting kita menggingat tempatnya.
d.
Jangan sekali-kali meletakkan jarum
diatas kassa.
e.
Jumlah intrumen yang disiapkan sesuai
dengan kebutuhan
f. Siapkan segala instrumen yang kira-kira diperlukan di bawah meja instrumen yang belum dibuka sehingga mempermudah sirkuLasi nurse.
· Teknik
Penataan instrumen non steril :
Penempatan alat-alat ini pada
prinsipnya tidak mengganggu kerja operator, asisten dan perawat intrumen serta
tidak mengganggu mobilisasi tim bedah lainnya (seperti : dokter anastesi dan
perawat anastesi).
2.7 Prinsip Pembuatan Set Standar
- Memenuhi empat kelompok instrumen
- Urutan jenis instrumen sesuai
penggunaan
- Biasakan menggunakan bahasa katalog
- Cantumkan nomer catalog untuk tiap
item instrumen
- Sesuaikan jumlah item dengan kasus
2.8 Indikasi
Indikasi dilakukannya penataan
instrumen adalah untuk :
1. Memperlancar
kegiatan operasi dan diagnostik
2. Menjaga
sterilitas alat-alat operasi dan alat-alat diagnostik
3. Menjaga
keselamatan klien dari bahaya injury
maupun kontaminasi kuman
4. Menjaga keutuhan alat agar tidak cepat rusak
2.9 Hal-Hal Yang Harus
Diperhatikan
1. Penataan instrumen dilakukuan oleh srub
nurse sebelum dan setelah prosedur srubbing, gowning dan gloving.
2. Penataan sebelum prosedur srubbing, gowning dan gloving meliputi penataan alat-alat operasi non steril dan membuka penutup meja alat operasi steril dan membuka lapisan pertama dari bungkus bak set instrumen steril
3.1 Kesimpulan
Metode
sterilisasi cukup banyak, namun alternatif yang dipilih sangat bergantung pada
keadaan serta kebutuhan setempat. Apapun pilihan metodenya, harus tetap menjaga
kualitas hasil sterilisasi.
Dalam penataan intrumen
steril terdapat teknik yang harus diperhatikan, yaitu :
a.
Diurutkan sesuai dengan fungsi instrumen
selama pembedahan
b.
Ditata dalam dua baris untuk mempermudah
pengambilan
c.
Instrumen yang jarang penggunaannya bisa
diletakkan terpisah supaya meja mino
tidak terkesan penuh, yang penting kita menggingat tempatnya.
d.
Jangan sekali-kali meletakkan jarum
diatas kassa.
e.
Jumlah intrumen yang disiapkan sesuai
dengan kebutuhan
f. Siapkan segala instrumen yang kira-kira diperlukan di bawah meja instrumen yang belum dibuka sehingga mempermudah sirklaasi nurse.
3.2 Saran
Setelah membaca
makalah ini diharapkan pembaca dapat mengerti dan bertambah wawasan tentang
mencuci dan packing instrumen. Demi mewujudkan makalah yang lebih
baik diharapkan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat
R, De Jong Wim. 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Denz , Januari 2011,STERILISASI,http://dprayetno.wordpress.com/sterilisasi/, 10
Juni 2011
Wibowo, Soetamto, dkk, 2001, Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Airlangga University Press, Surabaya.
Shodiq,
Abror, 2004, Teknik Asepsis Dan Anti Sepsis, Intalasi Bedah Sentral RS.
Dr. Sardjito Yogyakarta, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta
No comments:
Post a Comment